Untuk membaca kisah awal mula terjadinya qurban sebelumnya. Silakan disini.
Dalam
Al-Quran diriwayatkan ketika Nabi Ibrahim as. berkata kepada Ismail,
"Hai putraku, sesungguhnya aku melihatmu dalam mimpi, bahwa aku
diperintahkan untuk menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu? Pikirkanlah."
Mendengar
perkataan bapaknya yang tampaknya masih ragu untuk melaksanakan
perintah Allah, Ismail berkata: "Hai ayah. Kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu. Insya Allah, ayah akan mendapatkan diriku
sebagai orang yang bersabar."
Mendengar jawaban dari Ismail.
Mantaplah hati Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah Swt. Dan
kemudian Ismail berpesan kepada ayahnya dengan berkata :
"Ayah,
sebelum kau menyembelihku, ikatlah tanganku erat-erat agar aku tak bisa
bergerak. Hadapkanlah mukaku ke bumi agar engkau tak melihat wajahku.
Lipatlah kain ayah agar tak terkena percikan darahku yang bisa
mengurangi pahalaku karena menimbulkan rasa iba kepada ayah. Asahlah
pisau tajam-tajam dan lakukan dengan cepat ketika memotong leherku.
Bawalah pakaianku dan berikan kepada ibu sebagai kenang-kenangan dan
sampaikan salamku kepadanya. Tetapi, jangan beritahu ibu, bagaimana ayah
mengikat kaki dan tanganku serta menyembelihku. Bersabarlah ayah
menjalankan perintah Allah."
Ketika Nabi Ibrahim meletakkan
pisaunya ke leher Ismail dekat sebuah batu di Mina, lama pisau itu tak
bisa memutuskan leher Ismail. Saat itulah Allah menunjukkan kepada
malaikat, betapa tegar dan ikhlasnya Nabi Ibrahim menjalankan
perintah-Nya, sehingga malaikat bersujud kepada Allah. Allah kemudian
mengingatkan kepada malaikat ketika diperintahkan sujud kepada Adam,
tetapi para malaikat ragu, lebih-lebih lagi iblis ketika itu. Dibanding
keikhlasan Nabi Ibrahim, ketaatan malaikat belum seberapa.
Karena
leher Ismail tidak putus-putus, kemudian ia meminta kepada ayahnya untuk
melepaskan ikatan tangan dan kakinya. Begitu pisau diletakkan lagi ke
leher Ismail, tiba-tiba mata pisau ituk membalik, seolah-olah tidak mau
memotong lehernya.
"Kau bisa membelah batu, mengapa tak mampu
memutuskan leherku?" tanya Ismail kepada pisau yang dipegang ayahnya.
Pisau itu menjawab; "Bagaimana aku bisa melakukan? Allah memerintahkanku
untuk tidak memotong lehermu."
Diriwayatkan lebih lanjut,
akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor kambing sebagai qurban.
Nabi Ibrahim dan Ismail telah lulus ujian, karena lebih mencintai Allah
daripada mencintai anaknya. Demikian pula Ismail, dia lebih cinta
kepada Allah daripada dirinya sendiri. "Sesungguhnya ini benar-benar
ujian yang nyata bagimu." kata Allah kepada mereka. Saat itulah para
malaikat bersama-sama dengan mengucapkan "Allahu Akbar" sebagai
penghormatan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim
menjawabnya dengan kalimah "Laa Ilaaha illa allah wallahu akbar", Ismail
pun menambahkannya dengan kalimah "Allahu Akbar Wa Lillahil hamdu.'
Demikianlah kisah ini diceritakan kembali, semoga bermanfaat untuk kita dan anak-anak kita tentang sejarah "Asal Mula Terjadinya Qurban".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar