Kamis, 22 September 2011

PERINTAH MEMAKAI JILBAB



Perintah memakai jilbab bagi wanita muslimah telah Allah firmankan dalam kitab-Nya yang mulia Al-Qur’an dan hadits rasul-Nya.Kedudukan mengenakan jilbab (busana wanita muslimah) dihukumi wajib sama kedudukannya dengan shalat , puasa, zakat, haji(bagi yang mampu).Dan, jilbab ini bila ditinggalkan (diacuhkan) oleh seorang wanita yang mengaku dirinya memeluk agama islam maka bisa mengakibatkan pelakunya terseret dalam salah satu dosa besar karena kedudukannya yang wajib maka bila ditinggalkan akan mendapatkan adzab, laknat dan murka Allah subhanahuwata’ala. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Shahih riwayat Muslim:
Ada dua golongan penduduk neraka dari ummatku, tetapi aku belum pernah melihat keduanya: Wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang,yang berlenggak-lenggok dan memiringkan kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Dan dimana sekelompok laki-laki bersama mereka yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukuli atau menyambuki hamba-hamba Allah tersebut
Hadits Muslim nomor 2128 yang berbunyi:
“Diriwayatkan oleh Abu  Hurairah dari Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda: Ada dua kelompok ahli neraka yang aku belum pernah melihat keduanya Seorang laki-laki yang mempunyai cemeti/cambuk seperti ekor sapi. Mereka mencambuki manusia dengannya dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang,bergoyang-goyang dan berlenggak-lenggok , kepala mereka ( ada sesuatu) seperti punuk unta yang bergoyang-goyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya padahal bau surga itu dapat dicium dari jarak sekian dan sekian” Sedangkan hadits lain yang diriwayatkan Imam Ahmad 2/223 berbunyi :
“Pada akhir ummatku nanti akan muncul kaum laki-laki yang menaiki pelana seperti layaknya kaum laki-laki, mereka turun kemasjid-masjid, wanita-wanita mereka berpakaian tetapi laksana telanjang, diatas kepala mereka (ada sesuatu) seperti punuk unta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita yang terlaknat”

Hadits Riwayat Ahmad dan Al-Haitsami mengatakan rijal Ahmad adalah rijal ShahihSebelum saya menyampaikan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits nabi tentang wajibnya mengenakan jilbab saya juga melampirkan keterangan tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang wanita muslimah ketika memakai jilbabnya (tentunya dengan dalil dari hadits yang shahih). Sebagaimana yang telah kita ketahui dalam kaidah ushul fiqih bahwa apabila suatu syarat dalam ibadah tidak dipenuhi maka ibadahnya tersebut tidak sah/tertolak. Misalnya seorang yang shalat tanpa menghadap kiblat atau tanpa berbusana(telanjang) maka shalatnya tidak sah karena ada beberapa syarat yang tidak dipenuhinya. Begitupula halnya dengan memakai jilbab ini ada pula syarat-syaratnya yang harus dipenuhi agar memakai jilbab ini diterima dan dirihai Allah Dan mudah-mudahan dengan rahmat-Nya karena ketaatan kita kepada Allah yang lebih kita utamakan dari siapapun diatas muka bumi ini Allah akan memasukkan kita kedalam surga-Nya yang abadi. Amin.
Maka sepatutnya bagi seorang wanita muslimah setelah mendapati dalil tentang wajibnya mengenakan jilbab mematuhinya dan segera melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya untuk menghindarkan dirinya dari murka Allah dan tentu saja siksa-Nya yang sangat pedih dineraka bagi hamba-hamba-Nya yang melanggar perintah-Nya.
Saudariku fillah yang dirahmati Allah
Seorang wanita muslimah yang meyakini Allah sebagai Rabb-Nya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya maka konsekuensinya adalah dia harus mematuhi apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.Dan tidaklah patut bagi kita sebagai hamba-Nya memilih alternatif/alasan lain untuk berpaling dari perintah-Nya sebab akan menyebabkan kita tersesat dari petunjuk-Nya sebagaimana firman-Nya:
“dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi wanita yang mukmin apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan(urusan) akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan, barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata”(Al-Ahzab:36)
Apabila seorang hamba telah sesat maka yang menjadi teman setia baginya adalah setan. Karena didunia ini hanya ada dua pilihan menjadi hamba Allah (taat pada perintah dan menjauhi laranganNya serta mengikuti sunnah NabiNya) atau
hamba setan yaitu mengikuti hawa nafsunya dan mematuhi seruan setan dengan meninggalkan seruan Allah dan rasul-Nya . Apabila hawa nafsunya telah ditaati dan diikuti maka setanlah yang akan menjadi sahabat setianya sehingga jauhlah dia dari hidayah-Nya dan petunjuk-Nya.
Sebagaimana firman-Nya:
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pemurah(Al-Qur’an) kami adakan baginya setan yang (menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk” (Az-Zukhruf :36-37)
Seringkali kita mendengar tentang nada-nada sumbang yang berkesan mengatakan bahwa jilbab itu tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang serba modern dan canggih ini. Dimana kita hidup diabad 21 yang penuh dengan teknologi modern dan serba bebas, sehingga apabila kita mengenakan busana islami/jilbab maka kita akan ketinggalan zaman dan kuno(kolot). Patut ditanyakan kembali kepada mereka apabila jilbab itu tidak lagi relevan/sesuai dengan perkembangan zaman saat ini secara tidak langsung dia telah menyatakan bahwa Allah itu tidak relevan lagi menjadi Rabbnya karena yang menurunkan perintah jilbab itu adalah Allah Rabbnya seluruh makhluk dibumi dan dilangit.yang jelas-jelas termuat dalam kitab-Nya yang mulia Al-Qur’anul karim bila dia mengingkari
hakikat perintah jilbab tersebut berarti dia mengingkari Al-Qur’an dan dengan dia mengingkari Al-Qur’an berarti dia telah mengingkari yang membuat hak ciptanya yaitu Allah subhanahuwata’ala.Karena itu patut dicamkan dan direnungkan dengan hati-hati sebelum kita mengeluarkan nada-nada sumbang yang aneh dengan alasan perkembangan zaman.
Dalil Al-Qur’an Dan Hadits Yang Memerintahkan Kita Untuk Berjilbab
Dibawah ini saya sampaikan dalil-dalil yang menyuruh kita wanita muslimah untuk berjilbab. Yaitu firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat An-Nuur ayat 31:
“katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka dan
janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepad suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau puter-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan, janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”
Sebab turunnya ayat ini adalah sebagaimana yang diceritakan oleh Muqatil bin Hayan (dalam Tafsir Ibnu Katsir) dia berkata:
“Telah sampai berita kepada kami dan Allah Maha Tahu bahwa Jabir bin Abdullah Al-Anshari telah menceritakan bahwa Asma binti Murtsid tengah berada ditempatnya di Bani Haritsah. Tiba-tiba banyak wanita menemuinya tanpa menutup aurat dengan rapi sehingga tampaklah gelang-gelang kaki mereka, dada, dan kepang rambutnya. Asma berguman :Alangkah buruknya hal ini. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini”
Diriwayatkan bahwa Aisyah radhiyallahu anha pernah berkata :
“Semoga Allah merahmati wanita Muhajirin yang pertama yang tatkala Allah Ta’ala menurunkan ayat:”Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedada mereka..”mereka lantas merobek kain tak berjahit (muruth) yang mereka kenakan itu, lalu mereka berkerudung dengannya (dalam riwayat lain disebutkan: Lalu merekapun merobek sarung-sarung mereka dari pinggir kemudian mereka berkerudung dengannya”
Hadits Riwayat Bukhari (II:182 dan VIII:397) dan Abu Dawud dan Al-Hakim (IV/194)
Sedangkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim lebih sempurna dengan sanadnya dari Shafiyah binti Syaibah yang mengatakan:
“Tatkala kami berada disamping Aisyah yang menyebutkan keutamaan wanita suku Quraisy, lalu Aisyah berkata: Sesungguhnya kaum wanita suku Quraisy itu memiliki satu keutamaan . Dan, aku demi Allah tiada melihat yang lebih utama daripada wanita-wanita Anshar dan yang lebih membenarkan terhadap Kitabullah maupun keimanan terhadap Al-Qur’an. Tatkala diturunkan surat
An-Nuur ayat 31, maka para lelaki mereka (kaum Anshar) langsung kembali
pulang menuju mereka untuk membacakan apa yang baru saja diturunkan olehAllah atas mereka , seorang laki-laki membacakan ayat tersebut kepada istrinya, putrinya, saudarinya serta kerabatnya. Tak seorang wanitapun dari mereka melainkan lantas bangkit untuk mengambil kain yang biasa dikenakan lalu digunakan untuk menutupi kepala (menjadikannya kerudung) dalam rangka membenarkan dan mengimani apa yang telah diturunkan Allah dari Kitab-Nya. Lalu pada pagi harinya dibelakang Rasulullah (menunaikanshalat shubuh) mereka mengenakan tutup kepala (kerudung) seakan-akan diatas kepala mereka itu terdapat burung gagak”
Ibnu Katsir menuturkan juga riwayat ini, demikian pula Al-Hafizh dalam Fathul Bari (VIII/490), Imam Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir I/245-2 dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Damsyiq (IV:46-1/243-1) Hadits ini diriwayatkan Bukhari dalam Tarikhnya secara ringkas dan juga oleh Abu Zur’ah ia mengatakan hadits ini shahih

Senin, 19 September 2011

RINTIHAN SEORANG IBU



Umi akan mengajak anak-anak semua untuk meRenungi kembali bagaimana jasa-jasa ibu kita, umi termotivasi untuk menyampaikan tausiyah ini, karna akhir-akhir ini umi sering melihat dan menyaksikan baik secara kebetulan yang ada dilingkungan umi maupun melihat berita ditayangan TV tentang perlakuan jahat, dari seorang anak terhadap orang tuanya, terlebih lagi terhadap ibunya, tidak sedikit anak yang memperlakukan ibunya seperti pembantu dirumahnya sendiri, berkata kasar dan berani menyuruh ibunya sesuka hatinya.. umi berharap, setelah ini kita sebagai anak akan semakin menyayangi, menghormati, mentaati dan berbakti pada kedua orang tua kita, atas seluruh jasa-jasa dan pengorbanannya
Anak-anakku sekalian, ayah dan ibu adalah 2 orang yang sangat berjasa kepada kita, lewat mereka berdualah kita terlahir didunia ini, keduanya menjadi sebab seorang anak bisa mencapai surga, do’a mereka ampuh, kutuknya  kenyataan, namun betapa banyak sekarang ini kita jumpai anak-anak yang durhaka kepada kepada kedua orang tuanya. Panti jompo menjamur dimana-mana, ini menunjukan tidak mengertinya sang anak akan harga kedua orang tuanya,.. mereka tega menitipkan orang tuanya disana dalam keadaan sengsara dan kesepian melewati masa-masa tuanya, sementara anak-anaknya bersenang-senang dirumah mewah..

Anak-anakku sekalian tidakkah kalian sadari, Sungguh berat penderitaan yang ditanggung oleh ayah dan ibu kita. Sungguh besar pengorbanan yang diberikan oleh mereka berdua dalam rangka membahagiakan kita. Betapa besar keletihan ayah dan ibu ! Betapa banyak energi yang mereka kerahkan untuk kita! Dan betapa banyak pengorbanan yang mereka berikan kepada kita! Terutama seorang ibu yang penyayang. Seorang wanita yang penuh kasih sayang,  Ibu yang telah mengandung kita di dalam perutnya selama sembilan bulan. Dan Allah mengetahui penderitaan yang dialaminya, dan betapa beratnya kandungan yang diembannya. Lalu jangan tanya seberapa besar rasa sakit yang menderanya saat mereka melahirkan kita.
Beragam rasa sakit menderanya. Hanya Allah Yang Maha Tahu seberapa besar penderitaan yang dirasakannya. Bahkan ia harus bersambung nyawa saat melahirkan kita. Kemudian ia masih harus bersusah payah menyusuinya selama dua tahun penuh. Berdiri terasa berat, duduk pun  terasa jemu.
Kemudian ibu rela menahan lapar agar kita merasa kenyang, rela begadang agar kita bisa tidur nyenyak, dan ia rela bersusah payah agar kita nyaman. Betapa banyak ia terjaga di malam hari yang panjang, Betapa banyak ia didera aneka penderitaan agar kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita. Ia seringkali meninggalkan sesuatu yang disukainya karena khawatir akan keselamatan kita. ia rela menggadaikan seluruh kebahagiaannya demi kebahagiaan kita. Bahkan ibu kita akan rela mati asal anaknya tetap hidup. Ibu kita rela menderita agar kita merasa bahagia. selama 9 blan Perutnya pernah menjadi wadah diri kita. Pangkuannya pernah menjadi peraduan kita. Payudaranya pernah menjadi sumber minuman kita. Dan betapa berat beban penderitaan yang dialaminya saat menyapih, mendidik dan membesarkan kita.
Kepayahan seorang ibu terus berlangsung sampai kita tumbuh dewasa, menikah dan punya anak. Seorang ibu selalu mencari kita dan mencari tahu keadaan kita. Ia prihatin bila melihat kita prihatin. Ia sedih bila melihat kita bersedih. Sungguh hebat para ibu yang penyayang, Mudah-mudahan Allah berkenan membalas jasa mereka dengan Surga yang luasnya setara dengan langit dan bumi.
oleh Karena itu, tidak heran lagi perintah untuk berbakti kepada orang tua diulang-ulang di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman :
وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, (QS. Al-Ahqaf :15)
jika kata Allah telah jelas demikin, mengapa masih banyak bahkan semakin banyak anak yang menjadikan  ibu nya layaknya seorang pembantu, bahkan lebih dari itu, ia dibentak, ia dimaki, bahkan ada anak yg rela mengusir ibunya dr rumah miliknya sendiri demi kebahagiaanya sendiri,
Wahai umat Islam ! Berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban yang tidak bisa diabaikan. Kewajibannya pasti dan pelaksanaannya tidak bisa ditawar.  Agama, syari’at, ayat dan Hadits, akal sehat, menjaga diri, kasih sayang, balas budi dan rasa kemanusiaan adalah dalil-dalil yang menunjukkan adanya keharusan melaksanakan kewajiban itu dengan sebaik-baiknya. Berbakti kepada orang tua adalah jalan hidup para Nabi dan Rasul, dan perilaku orang-orang mulia dan orang-orang shalih. 
oleh karena itu, bagi kalian yang masih Allah beri kesempatan untuk melihat, merasakan belaian kasih sayang dari seorang ibu, jangan pernah kalian sia-siakan, selama nafas mereka belum terhenti, sayangi , hormati, taati, bahagiakan mereka dengan sepenuh hati, karena jika mereka telah tiada, kalian akan menyesal karena belum sempat berbuat apa-apa untuk kebahagiaan mereka... semoga kita digolongkan menjadi anak yang sholeh dan sholehah.. amiin...!